Kelinci adalah salah satu hewan peliharaan
yang digemari karena bentuknya yang lucu.
Disini kita tidak hendak membahas tentang
beternak kelinci. Tapi manfaat dari hewan
peliharaan ini. Terutama urine/air seninya.
Kelinci dipelihara terutama untuk :
1. Diambil dagingnya
Selain empuk dan rendah kolesterol,
dagingnya dapat dijadikan obat dan dimasak
dalam beranekaragam cara, yang terkenal
adalah sate kelinci.
Daging kelinci dipercaya dapat digunakan
sebagai obat yang mampu menyembuhkan
atau minimal meredakan penyakit asma,
infeksi tenggorokan, liver, dan asam urat.
Daging kelinci ternyata mengandung suatu
zat yang disebut senyawa kitotefin. Senyawa
tersebut apabila digabungkan dengan
senyawa lain seperti lemak omega 3 dan 9
disinyalir bisa sebagai penyembuh asma.
Senyawa kitotefin berfungsi untuk
menstabilkan membran sel mastosit. Daging
yang mengadung senyawa tersebut yaitu
daging kelinci membentuk antibodi pada
tubuh. Antibodi ini melekat pada sel mastosit
yang bisa mencegah pecahnya
membran. Pecahnya membran bisa
membuat otot-otot polos saluran nafas
berkontraksi. Hasilnya saluran nafas
menyempit hingga terjadi asma.
2. Untuk klangenan/hiburan
Ini biasanya untuk jenis kelinci hias. Kelinci
memang jenis hewan yang lucu
menggemaskan, anak-anak biasanya suka.
Kelinci hias yang paling banyak diminati
yaitu jenis lop, nederland dwarf, polish,
angora, blanc de Hotot, Dutch, Chinchilla,
Silver y Martin,New Zealand White, Flemish
Giant, dan Tan.
3. Kotoran dan urine kelinci sebagai pupuk yang sangat baik
Kandungan unsur hara dalam urine kelinci
cukup lengkap, hingga menjadikan urine
kelinci sebagai sumber bahan pupuk terbaik
setelah worm tea.
Cara Membuat Pupuk Organik dari Urin Kelinci :
Sebelum urin tersebut kita manfaatkan, maka
sebaiknya urin difermentasikan dulu. Secara
umum fermentasi akan “memperkaya”
kandungan bahan kimia yang berguna bagi
tanaman sehingga lebih mudah dicerna oleh
tanaman karena sudah “matang”. Selain itu
juga baunya sudah tidak menyengat.
Fermentasi ini dilakukan supaya hasil/
kandungan kimia urin lebih baik, dengan
bantuan mikroorganisme fermentasi. Kita
bisa menggunakan bakteri dari genus
Saccharomyces yang banyak terdapat pada
mollase/tetes tebu, atau lebih praktisnya
pakai EM-4 yang banyak
dijual di pasar.
Caranya begini untuk tiap 1 liter urin bisa
dicampur dengan 5-10 cc EM-4 ditambah
dengan 50-100 gram gula merah/50 cc
mollase. Gula atau mollase ini fungsinya
kurang lebih untuk menyediakan makanan
bagi mikroba fermenter untuk melakukan
proses fermentasi. Dengan bantuan mikroba
fermenter, proses fermentasi
dapat dipercepat menjadi sekitar 10-14 hari
saja. Jadi prinsip dasarnya starter bakteri
EM4 ditambahkan dalam
urine, dan agar bakteri dapat berkembang
biak ditambahkan larutan gula pekat yang
berfungsi sebagai sumber makanan dan
energi bagi bakteri.
Bahan :
· Urin Kelinci sebanyak 10 liter
· Starter bakteri EM4 sebanyak 0,5 % /liter
urin (5 ml/liter urine) Jadi untuk 10 liter urin
kelinci harus menyediakan
sebanyak 10 X 5 ml larutan EM4 = 50 ml
EM4.
· Larutan gula pekat sebanyak 1 % / liter urin
(10 ml/liter urine), jadi untuk bahan urin
sebanyak 10 liter anda harus
menyediakan 10 X 10 ml = 100 ml laurtan
gula pekat. Anda bisa menggantikan larutan
gula pekat dengan molase
(dosis sama).
Peralatan :
· Drum plastik bertutup
· Gelas ukur
· Alat Pengaduk
Cara pembuatan :
1. Masukkan 1 Sendok makan gula pasir
kedalam gelas berisi sedikit air dan diaduk.
Jika gula masih terlarut kita tambahkan lagi
sambil terus diaduk, hingga diperoleh
larutan air gula yang pekat.
2. Urin kelinci ditempatkan dalam drum
plastik
3. Masukkan Starter bakteri EM4 sebanyak
50 ml ke dalam urine, dan aduk rata.
4. Tambahkan larutan gula pekat sebanyak
100 ml sambil diaduk
5. Drum ditutup rapat dan dibiarkan selama
3 minggu agar terjadi proses fermentasi dan
degredasi urine sehingga
bau urine akan hilang.
6. Setiap 1 minggu sekali Urine diaduk.
7. Setelah 3 minggu Pupuk urine cair yang
kaya akan unsur N,P,K ini siap untuk
digunakan (ditandai dengan tidak
adanya bau).
Cara Penggunaan :
Pupuk urin diencerkan dengan
menambahkan air, perbandingan 1 bagian
pupuk urin : 1 bagian air, kemudian
semprotkan pada daun tanaman. Untuk
tanaman hias pengenceran dapat dilakukan
dengan perbandingan 1
bagian pupuk urine : 10 bagian air.
Untuk tanaman hias pemberian pupuk
seminggu sekali sudah cukup, pemberian
sebaiknya dilakukan sekitar jam 09.00 –
10.00 karena pada saat itu stomata
daun sedang terbuka.