Postingan kali masih akan membahas tentang mencari sapi bakalan sebelum dilakukan usaha penggemukan…. Kalau sebelumnya cacak jelaskan pentingnya menduga usia sapi agar bisa mendapat untung yang maksimal, kali ini kami akan menjelaskan tentang menduga bobot sapi bakalan
Menduga bobot sapi ini hal yang sangat menentukan nilai ekonomis sapi bakalan yg kita beli sob apakah harganya kemahalan ataukah justru harganya dapat murah.... kalo ternyata dapatnya kemahalan sih sebetulnya juga tidak apa-apa kok, tetep bisa untung… tetapi membutuhkan waktu pemeliharaan yang lebih lama agar profit yang diperoleh bisa menutup harga bakalan yang kemahalan tadi….
Perlu sobat-sobat ketahui bahwa dalam mendapatkan bakalan sapi, di Indonesia pada umumnya menggunakan cara jogrok, yaitu tawar menawar sapi tanpa menggunakan timbangan tapi dengan cara kira-kira… cara yang agak aneh sebetulnya mengingat rata-rata di pasar hewan tersedia layanan jasa timbangan ternak (sekali timbang sekitar 20ribu), tapi tetap saja kebiasaan peternak tradisional susah dirubah…. Kebanyakan dari penjual sapi bakalan tersebut takut apabila mereka menjual sapi bakalan dengan ditimbang, keuntungan yang mereka dapatkan akan berkurang.... padahal tidak sepenuhnya benar.
Ilustrasi membeli sapi bakalan di pasar hewan misalnya ada seekor sapi bakalan yang bobotnya bagus misalnya 300 kg, nah misal harga pasar utk timbang hidup adalah 25ribu/kg, maka harga jual sapi tersebut seharusnya adalah 7.5 juta rupiah kan sob? Namun pada prakteknya dalam jual beli cara jogrok, yg sering terjadi, sapi senilai 7.5 juta tadi ditawarkan terlalu tinggi misalnya 8.5 juta... dalam hal ini sebenarnya si penjual sapi bakalan tersebut tidak bisa sepenuhnya disalahkan pasang harga yang kemahalan karena ternyata penjual tidak tau hitungan bobot sapi sebenarnya berapa.... karena masih terbiasa dengan cara tradisional maka penentuan harga jual juga menggunakan cara kira-kira
Nah tuntutan kita sebagai calon pembeli sapi bakalan dengan cara jogrok adalah bisa menduga seakurat mungkin bobot sapi dengan cara melihat atau mengukur bagian-bagian tubuh tertentu dari sapi kemudian dikalkulasi dengan menggunakan rumus matematik... beberapa rumus yg biasa digunakan adalah sbb:
Rumus Scholl dan rumus Winter sebenarnya masih memiliki faktor error yang cukup besar akan tetapi masih banyak digunakan untuk menghitung bobot badan dengan kedua rumus tersebut diperlukan ukuran lingkar dada, panjang badan, dan tinggi pundak sbb :
Pengukuran lingkar dada bisa dilakukan dengan menggunakan pita meteran dengan melingkari dada sapi tepat dibelakang siku, sedangkan pengukuran panjang badan dengan menggunakan tongkat ukur mulai dari siku (humerus) sampai dengan benjolan tulang tapis (tuber ischii), kemudian tinggi pundak diukur dengan menggunakan tongkat ukur mulai dari permukaan tanah tegak lurus sampai titik tertinggi pundak sapi... untuk memperoleh hasil yang paling akurat, ternak sapi berdiri tegak di tempat yang datar kemudian pengukuran dilakukan setidaknya tiga kali kemudian diambil nilai rata-ratanya...
Pendugaan bobot sapi dengan menggunakan rumus memang biasa digunakan namun penggunaan rumus tersebut juga memiliki kemungkinan terjadi penyimpangan yang disebabkan adanya faktor generasi, lingkungan, umur serta bangsa sapi yang diukur... kedua rumus tersebut lebih cocok untuk sapi yang telah dewasa sementara jika digunakan pada pedhet yang masih tumbuh, diperlukan beberapa faktor koreksi...