Pupuk Phonska adalah salah satu jenis
pupuk majemuk yang pertama kali
diperkenalkan dan dikembangkan oleh Ir.
Rauf Purnama yang juga menjabat sebagai
Direktur PT Petrokimia Gresik. Pupuk ini
pertama kali diproduksi dan dipasarkan oleh
PT Petrokimia Gresik pada tahun 2000.
Pupuk majemuk ini merupakan salah satu
jenis pupuk subsidi yang banyak digunakan
oleh petani.
Kelebihan Dan Kelemahan Pupuk Phonska
Selain karena harganya yang murah, karena
adanya subsidi dari pemerintah, pupuk
Phonska diminati oleh petani karena
memiliki banyak keunggulan, di antaranya
yaitu:
1. Mudah diserap oleh tanaman
2. Mengandung beragam unsur (nutrisi) yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman, sehingga
proses pemupukan pada tanaman lebih
praktis dan mudah.
3. Memiliki kandungan unsur hara yang cukup
lengkap, sehingga cocok diaplikasikan untuk
berbagai jenis tanaman.
4. Tidak perlu menambahkan pupuk lain,
sehingga memperkecil biaya produksi
5. Memacu pertumbuhan akar, pembungaan,
meningkatkan daya tahan tumbuhan
terhadap serangan hama dan penyakit, serta
meningkatkan produksi tanaman.
6. Meningkatkan kualitas hasil pangan.
7. Menghindari kemungkinan terjadinya
overdosis zat tertentu pada tanaman.
Di samping kelebihan-kelebihan tersebut,
perlu juga diketahui bahwa pupuk majemuk
Phonska ini memiliki beberapa kelemahan, di
antaranya yaitu:
1. Pupuk majemuk Phonska termasuk salah
satu jenis pupuk anorganik, yang
penggunaannya perlu dilakukan dengan
bijak. Penggunaan pupuk anorganik secara
terus menerus dan dalam jangka waktu lama
dapat merusak struktur fisik tanah.
2. Fisik tanah menjadi keras dan kemampuan
menyerap dan menyimpan airnya menjadi
menurun.
3. Mudah menguap dan tercuci oleh air,
sehingga cara mengaplikasinya harus benar-
benar tepat waktu dan tepat cara agar
hasilnya lebih efektif.
4. Berpotensi besar menurunkan tingkat
keasaman tanah.
Dalam jangka panjang, penggunaan pupuk
anorganik apapun memang tidak disarankan,
karena tidak baik bagi kesehatan tanah
pertanian. Akan tetapi, saat ini penggunaan
pupuk anorganik tidak bisa dihindari,
mengingat kondisi lahan budidaya yang
semakin miskin hara dan kebutuhan akan
produk pangan yang semakin besar dan
mendesak, sehingga penggunaan pupuk
anorganik menjadi solusi tercepat dan
murah.
Namun demikian, petani diharapkan bijak
dalam menggunakan pupuk anorganik, tidak
berlebih-lebihan, dan sesuai anjuran.
Dampingi juga penggunaan pupuk Phonska
dengan pupuk organic, sehingga kesuburan
dan sifat fisik tanah dapat terjaga
kesehatannya.