Musim kemarau yang berkepanjangan dan suhu
yang sangat ekstrim, panas dan teriknya sinar
matahari membuat tanaman baik di pot
ataupun dilahan mudah cepat layu bahkan
mati. Apalagi jika kondisi tanah agak berpasir
dimana tidak mampu menahan air lebih lama,
selain perlunya media tanaman yang porositas
baik dalam menahan air perlu dipikirkan juga
sistem pengairan yang mampu memberikan air
secara berkesinambungan dalam jangka waktu
lama sedikit demi sedikit, Sistem itu dikenal
dengan nama irigasi tetes. Manfaat sangat
berguna bagi tanaman untuk tetap segar di
musim kemarau, juga supaya tidak dibully para
pencinta tanaman, pecinta tanaman kok
tanamanya pada layu , kering dan mati .
Irigasi tetes adalah metode irigasi yang
menghemat air dan pupuk dengan
membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar
tanaman, baik melalui permukaan tanah atau
langsung ke akar, melalui jaringan katup,
pipa dan emitor.
Irigasi tetes telah digunakan pada zaman
kuno dengan mengisi pot tanah liat yang
terkubur dengan air, yang pelan-pelan
merambat ke rumput. Di Indonesia irigasi
tetes sudah digunakan sejak ramainya
sistem memperbanyak tanaman dengan
pencangkokkan tanaman, yaitu menggunakan
bambu yang dilubangi ujung bawahnya
kemudian di sumbat dengan paku atau lidi
dimana di usahkan agar air dalam bambu
bisa menetes ke media tanah untuk
pencangkokan tanaman.Yyang tujuanya agar
media tetap lembab sehingga akar-akar bisa
tumbuh.
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan
petani untuk mengairi lahan pertaniannya.
Salah satu teknologi irigasi pertanian yang
sudah dikembangkan adalah irigasi tetes.
Irigasi tetes itu sendiri adalah metode irigasi
yang menghemat air dengan membiarkan air
menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik
melalui permukaan tanah atau langsung ke
akar, melalui jaringan katup, pipa dan emitor
(Wikipedia). Irigasi tetes merupakan
teknologi irigasi yang bertujuan untuk
memanfaatkan ketersediaan air yang sangat
terbatas secara efisien. Teknologi ini cocok
diterapkan pada lahan kering dengan
topografi relatif landai.
Cara kerja irigasi tetes sederhana adalah
menampung air dalam wadah dengan
mengalirkannya ke tanaman menggunakan
tekanan gaya gravitasi melalui lubang yang
telah dibuat sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Cara penggunaan alat ini sangatlah
mudah, yaitu dengan mengisi wadah botol air
mineral bekas /bambu yang telah dilubangi
dibawahnya sekitar 0.1 cm dengan air dan
menggantungkannya pada tiang gantungan
yang telah disediakan dekat dengan
tanaman. Jumlah lubang tetesan air ke
tanaman disesuaikan dengan kebutuhan
tanaman dan ketersediaan air. Apabila botol
sudah kosong diisi kembali dengan air.
Manfaat dengan melakukan irigasi tetes ini,
adalah :
a. Menyediakan air selama musim kemarau;
b. Mengurangi penggunaan tenaga kerja bila
dibandingkan dengan penyiraman individu
pertanaman melalui ataupun menggunakan
gayung atau selang;
c. Menyalurkan air ke tempat yang
diinginkan;
d. Dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas hasil panen, sebagai akibat dari
kemampuan irigasi tetes dalam memelihara
tanah agar tetap lembab pada daerah
perakaran
e. Mengusahakan tanah tempat media
tumbuh tanaman selalu basah terairi tetesan
air dan cukup untuk mengairi tanaman.
f. keberhasilan irigasi tetes ini perlu
Musim kemarau yang berkepanjangan dan suhu
yang sangat ekstrim, panas dan teriknya sinar
matahari membuat tanaman baik di pot
ataupun dilahan mudah cepat layu bahkan
mati. Apalagi jika kondisi tanah agak berpasir
dimana tidak mampu menahan air lebih lama,
selain perlunya media tanaman yang porositas
baik dalam menahan air perlu dipikirkan juga
sistem pengairan yang mampu memberikan air
secara berkesinambungan dalam jangka waktu
lama sedikit demi sedikit, Sistem itu dikenal
dengan nama irigasi tetes. Manfaat sangat
berguna bagi tanaman untuk tetap segar di
musim kemarau, juga supaya tidak dibully para
pencinta tanaman, pecinta tanaman kok
tanamanya pada layu , kering dan mati .
Irigasi tetes adalah metode irigasi yang
menghemat air dan pupuk dengan
membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar
tanaman, baik melalui permukaan tanah atau
langsung ke akar, melalui jaringan katup,
pipa dan emitor.
Irigasi tetes telah digunakan pada zaman
kuno dengan mengisi pot tanah liat yang
terkubur dengan air, yang pelan-pelan
merambat ke rumput. Di Indonesia irigasi
tetes sudah digunakan sejak ramainya
sistem memperbanyak tanaman dengan
pencangkokkan tanaman, yaitu menggunakan
bambu yang dilubangi ujung bawahnya
kemudian di sumbat dengan paku atau lidi
dimana di usahkan agar air dalam bambu
bisa menetes ke media tanah untuk
pencangkokan tanaman.Yyang tujuanya agar
media tetap lembab sehingga akar-akar bisa
tumbuh.
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan
petani untuk mengairi lahan pertaniannya.
Salah satu teknologi irigasi pertanian yang
sudah dikembangkan adalah irigasi tetes.
Irigasi tetes itu sendiri adalah metode irigasi
yang menghemat air dengan membiarkan air
menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik
melalui permukaan tanah atau langsung ke
akar, melalui jaringan katup, pipa dan emitor
(Wikipedia). Irigasi tetes merupakan
teknologi irigasi yang bertujuan untuk
memanfaatkan ketersediaan air yang sangat
terbatas secara efisien. Teknologi ini cocok
diterapkan pada lahan kering dengan
topografi relatif landai.
Cara kerja irigasi tetes sederhana adalah
menampung air dalam wadah dengan
mengalirkannya ke tanaman menggunakan
tekanan gaya gravitasi melalui lubang yang
telah dibuat sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Cara penggunaan alat ini sangatlah
mudah, yaitu dengan mengisi wadah botol air
mineral bekas /bambu yang telah dilubangi
dibawahnya sekitar 0.1 cm dengan air dan
menggantungkannya pada tiang gantungan
yang telah disediakan dekat dengan
tanaman. Jumlah lubang tetesan air ke
tanaman disesuaikan dengan kebutuhan
tanaman dan ketersediaan air. Apabila botol
sudah kosong diisi kembali dengan air.
Manfaat dengan melakukan irigasi tetes ini,
adalah :
a. Menyediakan air selama musim kemarau;
b. Mengurangi penggunaan tenaga kerja bila
dibandingkan dengan penyiraman individu
pertanaman melalui ataupun menggunakan
gayung atau selang;
c. Menyalurkan air ke tempat yang
diinginkan;
d. Dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas hasil panen, sebagai akibat dari
kemampuan irigasi tetes dalam memelihara
tanah agar tetap lembab pada daerah
perakaran
e. Mengusahakan tanah tempat media
tumbuh tanaman selalu basah terairi tetesan
air dan cukup untuk mengairi tanaman.
f. keberhasilan irigasi tetes ini perlu
didukung media tanaman yang porositas baik
dan mampu menahan air yaitu menggunakan
campuran tanah dan sabut kelapa atau lebih
dekenal sebagai cocoped
media tanaman yang porositas baik
dan mampu menahan air yaitu menggunakan
campuran tanah dan sabut kelapa atau lebih
dekenal sebagai cocoped